Seorang
yang diserang penyakit jiwa (Psychose), kepribadiannya terganggu, dan
selanjutkan kurang mampu menyesuaikan diri dengan wajar, dan tidak
sanggup memahami problemnya. Seringkali orang yang sakit
jiwa, tidak merasa bahwa ia sakit, sebaliknya ia menganggap bahwa
dirinya normal saja, bahkan lebih baik, lebih unggul dan lebih penting
dari orang lain.
Sakit jiwa itu ada 2 macam, yaitu :
Pertama :
yang disebabkan oleh adanya kerusakan pada anggota tubuh. Misalnya
otak, sentral saraf atau hilangnya kemampuan berbagai kelenjar. hal ini
mungkin disebabkan oleh karena keracunan akibat minuman keras,
obat-obatan perangsang atau narkotik, akibat penyakit kotor dan
sebagainya.
Kedua :
disebabkan oleh gangguan-gangguan jiwa yang telah berlarut-larut
sehingga mencapai puncaknya tanpa suatu penyelesaian secara wajar atau
hilangnya keseimbangan mental secara menyeluruh, akibat suasana
lingkungan yang sangat menekan, ketegangan batin dan sebagainya.
1.Schizophrenia
Schizophrenia
adalah penyakit jiwa yang paling banyak terjadi dibandingkan dengan
penyakit jiwa lainnya, penyakit ini menyebabkan kemunduran kepribadian
pada umumnya, yang biasanya mulai tampak pada masa puber, dan paling
banyak adalah orang yang berumur antara 15 – 30 tahun.
Gejala-gejala diantaranya :
- Dingin perasaan, tak ada perhatian pada apa yang terjadi di sekitarnya. Tidak terlihat padanya reaksi emosional terhadap orang yang terdekat kepadanya, baik emosi marah, sedih dan takut. Segala sesuatu dihadapinya dengan acuh tak acuh.
- Banyak tenggelam dalam lamunan yang jauh dari kenyataan, sangat sukar bagi orang untuk memahami pikirannya. Dan ia lebih suka menjauhi pergaulan dengan orang banyak dan suka menyendiri.
- mempunyai prasangka-prasangka yang tidak benar dan tidak beralasan, misalnya apabila ia melihat orang yang menulis atau membicarakan sesuatu, disangkanya bahwa tulisan atau pembicaraan itu ditujukan untuk mencelanya.
- Sering terjadi salah tanggapan atau terhentinya pikiran, misalnya orang sedang berbicara tiba-tiba lupa apa yang dikatakannya itu. Kadang-kadang dalam pembicaraan ia pindah dari suatu masalah ke masalah lain yang tak ada hubungannya sama sekali atau perkataannya tidak jelas ujung pangkalnya.
- Halusinasi pendengaran, penciuman atau penglihatan, dimana penderita seolah-olah mendengar, mencium atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Ia seakan-akan mendengar orang lain (tetangga) membicarakannya, atau melihat sesuatu yang menakutkannya.
- Banyak putus asa dan merasa bahwa ia adalah korban kejahatan orang banyak atau masyarakat. Merasa bahwa semua orang bersalah dan meyebabkan penderitaannya.
- keinginan menjauhkan diri dari masyarakat , tidak mau bertemu dengan orang lain dan sebagainya, bahkan kadang-kadang sampai kepada tidak mau makan atau minum dan sebagainya, sehingga dalam hal ini ia harus diinjeksi supaya tertolong.
Demikian antara lain gejala Schizophrenia,
dan tiap-tiap pasien mungkin hanya mengalami satu atau dua macam saja
dari gejala tersebut, sedangkan dalam hal lain terlihat jauh dari
kenyataan.
Sampai sekarang belum diketahui dengan pasti apa sesungguhnya yang menimbulkan
Schizophrenia
itu. Ada yang berpendapat bahwa keturunanlah yang besar peranannya.
Menurut hasil beberapa penelitian terbukti bahwa 60% dari orang yang
sakit ini berasal dari keluarga yang pernah dihinggapi sakit jiwa.
Adapula yang mengatakan bahwa sebabnya adalah rusaknya kelenjar-kelenjar
tertentu dalam tubuh. Ada yang menitik beratkan pandangannya pada
penyesuaian diri yaitu karena orang tidak mampu menghadapai kesukaran
hidup , tidak bisa menyesuaikan diri sedemikian rupa sehingga sering
menemui kegagalan dalam usaha menghadapi kesukaran.
Apapun sebab sesungguhnya, namun terbukti bahwa kebanyakan penyakit ini mulai menyerang setelah orang setelah
menghadapi satu peristiwa yang menekan, yang berakibat munculnya
penyakit yang mungkin sudah terdapat secara tersembunyi di dalam orang
itu. Faktor pendorong lain ialah kesukaran ekonomi, keluarga, hubungan
cinta, selain itu terdapat kegelisahan yang timbul akibat terlalu lama
melakukan onani, sehingga merasa berdosa dan menyesal, sedang
menghentikannya tak sanggup.
Penyakit
ini biasnya lama sekali perkembangannya, mungkin dalam beberapa bulan
atau beberapa tahun, baru ia menunjukkan gejala-gejala ringan, tapi
akhirnya setelah peristiwa tertentu, tiba-tiba terlihat gejala yang
hebat sekaligus.
2.Paranoia
Paranoia
merupakan penyakit ‘gila kebesaran’ atau ‘gila menuduh orang’. Diantara
ciri-ciri penyakit ini adalah delusi yaitu satu pikiran salah yang
menguasai orang yang diserangnya. Delusi ini berbeda bentuk dan macamnya
sesuai dengan suasana dan kepribadian penderita, misalnya :
- Penderita mempunyai satu pendapat (keyakinan) yang salah, segala perhatiannya ditujukan ke sana dan yang satu itu pula yang menjadi buah tuturnya, sehingga setiap orang yang ditemuinya akan diyakinkannya pula akan kebenarannya pendapatnya itu. Misalnya ada seorang suami yang menyangka bahwa istrinya berniat jahat meracuninya. Maka selalu menghindar makan di rumah, karena takut akan terkena racun itu.
- Penderita merasa bahwa ada orang yang jahat kepadanya dan selalu berusaha untuk menjatuhkannya atau menganiayanya.
- Penderita merasa bahwa dirinya orang besar, hebat tidak ada bandingannya, meyakini dirinya adalah seorang pemimpin besar atau mungkin mengaku Nabi.
Delusi
atau pikiran salah yang dirasakan oleh penderita sangat menguasainya
dan tidak bisa hilang. Kecuali itu jalan pikirannya terlihat teratur dan
tetap. Pada permulaan orang menyangka bahwa
pikirannya itu logis dan benar., biasanya orang yang diserang paranoia
ia cerdas, ingatannya kuat, emosinya terlihat berimbang dan cocok dengan
pikirannya. Hanya saja ia mempunai suatu kepercayaan salah, sehingga
perhatiaan dan perkataannya selalu dikendalikan oleh pikirannya yang
salah itu.
Sebenarnya
kita harus membedakan antara antara sakit jiwa paranoia yang
sungguh-sungguh dengan kelakuan paranoid. Kelakuan paranoid yang juga
abnormal juga diantaranya :
- Terlihat sekali dalam segala tindakannya, bahwa ia egois, keras kepala dan sangat keras pendirian dan pendapatnya.
- Tidak mau mengakui kesalahan atau kekurangannya, selalu melempar kesalahan pada orang lain, dan segala kegagalannya disangkannya akibat dari campur tangan orang lain.
- Ia berkeyakinan bahwa dia mempunyai kemampuan dan kecerdasan yang luar biasa. Ia berasal dari keturunan yang jauh lebih baik dari orang lain dan merasa bahwa setiap orang iri, dengki dan takut kepadanya.
- Dalam persaudaraan ia tidak setia, orang tadinya sangat dicintainya, akan dapat berubah menjadi orang yang sangat dibencinya oleh sebab-sebab yang remeh saja.
- Orang ini tidak dapat bekerja dan mempunyai kepatuhan pada pimpinan. Karena ia suka membantah atau melawan dan mempnuayai pendapat sendiri, tidak mau menerima nasehat atau pandangan dari orang lain.
3. Manicdepressive
Penderita mengalami rasa besar/gembira yang kemudian kemudian menjadi sedih/tertekan. Gejalanya yaitu :
a.Mania, yangmempunyai tiga tingkatan yaitu ringan (hipo), berat (acute) dan sangat berat (hyper).
Dalam
tindakannya orang yang diserang oleh mania ringan terlihat selalu
aktif, tidak kenal payah, suka penguasai pembicaraan, pantang ditegur
baik perkataan maupun perbuatannya, tidak tahan mendengar kecaman
terhadap dirinya.biasanya orang ini suka mencampuri urusan orang lain.
Dalam
mania yang berat (acute), orang biasanya di serang oleh delusi-delusi
pada waktu-waktu tertentu, sehingga sukar baginya untuk melakukan suatu
pekerjaan dengan teratur. Penderita mengungkapkan rasa gembira dan
bahagianya secara berlebihan. kadang-kadang diserang lamunan yang dalam
sekali, sehingga tidak dapat membedakan tempat, waktu dan orang
disekelilingnya.
Dalam
hal mania yang sangat berat (hyper) orang yang diserangnya
kadang-kadang membahayakan dirinya sendiri dan mungkin membahayakan
orang lain dalam sikap dan perbuatannya.
Penyakit
ini dinamakan juga ‘gila kumat-kumatan’, karena penderita berubah-ubah
dari rasa gembira yang berlebihan, sudah itu bisa kembali atau menurun
menjadi sedih, muram dan tak berdaya.
Dalam
hal pertama penderita berteriak, mencai-maki, marah marah dan
sebagainya, kemudian kembali pada ketenangan biasa dan bekerja seperti
tidakl ada apa-apa.
b.Melancholia
penderita terlihat muram, sedih dan putus asa. Ia merasa
diserang oleh berbagai macam penyakit yang tidak bisa sembuh,atau
merasa berbuat dosa yang tak mungkin diampuni lagi. Kadang-kadang ia
menyakiti dirinya sendiri.
Orang
yang diserang penyakit melancholia ringan sering mengeluh nasibnya
tidak baik dan merasa tidak ada harapan lagi. Dan bagi penderita
melancholia berat menjauhkan dirinya dari masyarakat.
Demikianlah antara lain gejala-gejala gangguan dan penyakit jiwa yang
membuktikan betapa besar akibat terganggunya kesehatan mental
seseorang, yang akan menghilangkan kebahagiaan dan ketenangan hidupnya.
Tulisan daripada:
Prof.Dr. Zakiah Daradjat.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan